Kata Pengantar
Rasa syukur kami panjatkan atas
rahmat dan ridho Allah SWT, karena tanpa rahmat dan ridhoNya, kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Dalam makalah
ini kami membahas mengenai meningkatan keterampilan berbicara dengan menerapkan
debat topik.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam materi mengenai keterampilan berbicara serta memenuhi tugas Mata
Kuliah Berbicara. Dalam pembuatan makalah ini mungkin terdapat kesalahan yang
belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari dosen
pengampu demi terwujudnya makalah yang baik dan benar.
Tegal,
10 Juni 2014
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………. 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang …………………………………………………………….. 3
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………………………..... 4
1.3 Tujuan
……………………………………………………………………… 5
Bab II Pembahasan
2.1 Keterampilan
Berbicara Dengan Menerapkan Teknik Debat Topik …........... 6
2.1.1
Pengertian Berbicara
……………………………………………… 6
2.1.2
Tujuan Berbicara
………………………………………………….. 7
2.1.3
Pemahaman Mengenai
Kaidah-kaidah Debat Topik ……………… 7
2.1.4
Faktor-faktor
Kebahasaan Penunjang Keefektifan Berbicara ……... 8
2.1.5
Hasil Dari Menerapkan
Teknik Debat Topik ……………………... 9
2.2 Penyusunan
Bahan Berbicara ……………………………………………. 11
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………. 12
Daftar Isi …………………………………………………………………. 13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana
berkomunikasi antarmanusia dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk
sosial yang memerlukan interaksi. Maka dari itu kehidupan manusia tidak dapat
terlepas dari kegiatan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut
harus dikuasai agar terampil berbahasa. Aspek keterampilan berbahasa yang kedua
yakni berbicara, berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
diperlukan untuk berbagai keperluan.
Keterampilan berbicara harus
dikuasai oleh siswa, sebab keterampilan berbicara akan menunjang keterampilan
lainnya. Keterampilan berbibacara bukanlah suatu keterampilan yang diwariskan
secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah manusia dapat
berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan serta
pengarahan.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang dilakukan di sekolah berbentuk simulasi, praktik berbicara yang
sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan umpan balik. Kegiatan tersebut
dilakukan secara perorangan, berpasangan dan berkelompok. Kegiatan belajar
mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara secara terpadu,
fungsional, dan kontekstual, artinya setiap materi yang diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca,
dan menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan struktur).
Selain itu, agar pengajaran ini
bersifat fungsional dan kontekstual maka materi yang diberikan benar-benar
bermakna bagi siswa, seperti bercerita, berdialog, berceramah/pidato dan
berdiskusi. Sehingga siswa mampu menggunakan keterampilan berbicaranya.
Pada dasarnya, setiap guru Bahasa
dan Sastra Indonesia mengharapkan bahwa semua siswa mampu menggunakan
keterampilan berbicara sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasinya
secara lisan sehingga dalam kondisi pembicaraan apapun, mereka mampu
mengaplikasikannya secara efektif dan efisien.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi lisan secara
formal di kelas. Ketika guru menyampaikan pertanyaan, tak seorangpun siswa yang
berani untuk menjawab. Demikian juga, ketika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, hamper tidak ada seorang siswa yang berani untuk bertanya
kepada guru, padahal masih ada materi yang belum dikuasai.
Proses pembelajaran semakin
meprihatinkan ketika berlangsung penyajian materi keterampilan berbicara. Adapun
tujuan pembelajaran keterampilan berbicara siswa berdasarkan standar kompetensi
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah agar siswa mampu berbicara secara
efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat, kritikan, perasan
dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan
konteks pembicaraan.
Salah satu metode pembelajaran yang
diharapkan dapat membantu pembelajaran berbicara adalah strategi pembelajaran
debat topik. Debat topik, yaitu teknik pembelajaran yang menuntut siswa
berbicara untuk memperdebatkan suatu topik. Keharusan siswa berbicara karena
harus mempertahankan dan memperjuangkan pendapatnya, sehingga mau tidak mau
harus berbicara.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana peningkatan
keterampilan berbicara Bahasa Indonesia dengan menerapkan teknik debat topik?
2.
Bagaimana menyusun
bahan dalam berbicara?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia dengan menerapkan teknik
debat topik.
2.
Untuk mengetahui
bagaimana menyusun bahan dalam berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Dengan
Menerapkan Teknik Debat Topik
2.1.1
Pengertian Berbicara
Berbicara ialah bentuk komunikasi
dengan menggunakan media bahasa, berbicara merupakan proses penuangan gagasan
dalam bentuk ujaran-ujaran. Ujaran-ujaran yang muncul merupakan perwujudan dari
gagasan, pikiran, perasaan menjadi wujud ujaran.
Ada beberapa hal yang berkaitan
dengan batasan berbicara berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para pakar
komunikasi yaitu:
·
Berbicara merupakan
ekspresi diri
·
Berbicara merupakan
kemampuan mental motorik
·
Berbicara merupakan
proses simbolik
·
Berbicara merupakan
keterampilan berbahasa yang produktif
Berbicara secara umum dapat
diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat
dipahami oleh orang lain. Pengertian secara khusus banyak dikemukakan oleh para
pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
2.1.2
Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk
menginformasikan gagasan-gagasan kepada pendengar yang harus ditempatkan
sebagai sarana penyampaian sesuatu kepada orang lain. Menurut Mulyana,
pengelompokan tujuan berbicara ada empat tujuan yaitu :
1. Tujuan
sosial
2. Tujuan
ekspresif
3. Tujuan
ritual
4. Tujuan
instrumental
Ada juga tujuan-tujuan berbicara
dengan menitikberatkan pada efek pembicaraan, yaitu :
1. Berbicara
dengan meyakinkan pendengar
2. Berbicara
dengan tujuan mempengaruhi pendengar
3. Berbicara
dengan tujuan memperluas wawasan pendengar
4. Berbicara
dengan tujuan memberi gambaran tentang suatu objek
2.1.3
Pemahaman
Mengenai Kaidah-kaidah Debat Topik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan bahwa topik sebagai pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,
karangan. Dalam Kamus Linguistik, dinyatakan bahwa topik sebagai bagian dari
kalimat yang menjadi kerangka untuk pernyatan yang mengikutinya. Kerangka itu
bersangkutan dengan ruang, waktu dan benda. Jadi, topik adalah pokok
pembicaraan atau pokok bahasan dalam sebuah karangan (Kridalaksana, 1993)
Pada umumnya jenis topik akan
menjadi panduan yang terbaik dalam pemilihan materi dan pengembangan komposisi.
Ada beberapa pandangan yang membuat debat topik dipilih untuk dikembangkan,
yaitu:
a. Debat
topik mempunyai dua sisi yang kedua-duanya sangatlah kuat untuk diperdebatkan.
Kedua sisi tersebut membutuhkan penekanan, fakta-fakta, fakta pendukung dan
argumentasi yang sama dalam bentuk porsi dan pengembangan.
b. Debat
topik lebih menantang ketika penulis dan pembicara memilih apakah setuju atau
tidak setuju dengan ide tersebut. Dalam arti bahwa mereka seharusya berdiri
pada satu posisi yang memungkinka yang lainnya akan mendebat dengan argument
sendiri untuk menolak pendapat penulis dan pembicara.
2.1.4
Faktor-faktor
Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara
a. Ketepatan
Pengucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat
dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi
yang digunakan tidak selalu sama. Setiap orang meiliki gaya tersendiri dan gaya
bahasa yang dipakai selalu berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan,
perasaan dan sasaran. Akan tetapi kalau perbedaan atau perubahan itu terlalu
mencolok dan menyimpang maka keefektifan komunikasi akan terganggu.
b. Ketepatan
Intonasi
Kesesuaian intonasi merupakan gaya tarik tersendiri
dalam berbicara dan merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan
kurang menarik, dengan penempatan intonasi yang sesuai dengan masalahnya akan
menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar, hampir dipastikan
kejemuan dan keefektifan berbicara berkurang.
c. Pilihan
Kata (diksi)
Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi
sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan lebih paham, kalau kata-kata yang
digunakan sudah dikenal oleh pendengar.
d. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara memudahkan
pendengar menangkap isi pembicaraannya. Sering kali kita dengar pembicara
berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu
diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat menggangu penangkapan pendengar,
misalnya menyelipkan bunyi ee, oo, dan sebagainya. Sebaliknya pembicara yang
terlalu cepat berbicara juga menyulitkan pendengar menangkap pokok
pembicaraannya.
2.1.5
Hasil
Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menerapkan Teknik Debat Topik
Menggunakan teknik debat topik dalam
pembelajaran keterampilan berbicara, siswa dapat meningkatkan kemampuan
berbicara yang meliputi aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan yaitu:
ketepatan pelafalan, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, kelancaran,
keterbukaan, relevansi, keberanian dan ketenangan dalam berbicara. Adapun
peningkatan yang dihasilkan dengan menerapkan teknik debat topik adalah sebagai
berikut:
1. Penggunaan
teknik debat topik meningkatkan ketepatan pelafalan siswa dalam berbicara
Hal ini terjadi karena kesempatan
siswa untuk berlatih berbicara dengan lafal yang tepat di dalam kelas cukup
banyak. Siswa juga dapat saling mengoreksi kesalahan pelafalan dalam
kelompoknya. Selain itu, siswa juga saling berbagi pengalaman belajar antara
temannya.
2. Penggunaan
teknik debat topik meningkatkan keefektifan kalimat siswa dalam berbicara
Teknik debat topik yang digunakan
dalam pembelajaran keterampilan berbicara ternyata dapat meningkatkan
keefektifan kalimat siswa dalam berbicara. Hal ini terjadi setelah siswa
melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik debat topik dalam
pembelajaran keterampilan berbicara. Selama proses belajar mengajar
berlangsung, siswa bekerja sama dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan
tentang keefektifan kalimat dalam berbicara.
3. Penggunaan
teknik debat topik meningkatkan kefasihan, keterbukaan, keberanian serta
ketenangan siswa dalam berbicara
Dengan melalui penggunaan teknik
debat topik dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat meningkatkan
kefasihan, keterbukaan, relevansi, keberanian dan ketenangan siswa dalam
berbicara. Karena dengan menggunakan teknik debat topik dalam pembelajaran
keterampilan berbicara, siswa mendapat kesempatan yang banyak untuk praktik
berbicara di dalam kelas. Disamping itu, siswa juga lebih berani menungkapkan
gagasannya karena siswa diberi kesempatan untuk menggunakan kata-katanya
sendiri dan juga telah benyak berlatih berbicara di dalam kelompok-kelompok
kecilnya.
2.3
Penyusunan
Bahan Berbicara
Topik
pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan pendengar,
misalnya, aktual dan relevan dengan kepentingan partisipan. Agar topik
pembicaraan itu mudah disusun naskah secara sistematis, misalnya sesuai dengan
urutan waktu, tempat dan sebab akibat.
Kegiatan
berbicara acap kali di topang dengan persiapan tertulis, baik berupa refrensi
yang harus dibaca maupun konsep yang akan disampaikan. Pokok pembicaraan itu
ada baiknya dipersiapkan dalam bentuk tertulis, misalnya berupa naskah lengkap
atau out line.
Mempersiapkan materi untuk bahan
bicara di depan orang banyak, idealnya memang dilakukan selama beberapa hari.
Paling tidak ada persiapan untuk mempersiapkan bahan, kemudian melatih cara
bicara, dan mempersiapkan mental. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan bahan untuk berbicara, antara lain :
1.
Siapkan materi yang
paling kita kuasai atau paling kita gemari. Bicarakan tentang hal-hal yang
selama ini menarik minat kita. Bisa tentang olahraga, film atau musik.
2.
Memasukan pengalaman
bekesan yang pernah kita alami dalam materi presentasi juga bisa membantu untuk
memilih bahan yang familiar.
3.
Selipkan sedikit
kesimpulan atau saran yang akan kita miliki manfaat bagi orang lain.
4.
Persiapkan diri juga
untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan kalimat pembuka yang baik.
Menyapa rekan atau kolega yang hadir dengan ramah bisa sekaligus menjadi
pemecah ketegangan yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pengetahuan tentang
ilmu atau teori berbicara sangat menunjang kemahiran serta keberhasilan seni
dan praktik berbicara. Untuk itulah diperlukan pendidikan berbicra.
Konsep-konsep dasar pendidikan berbicara mencakup tiga kategori, yaitu (1)
hal-hal yang berkenaan dengan hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran, (2)
hal-hal yang berhubungan dengan proses intelektual yang diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan berbicara, dan (3) hal-hal yang memudahkan
seseorang untuk mencapai keterampilan
berbicara.
2.
Penggunaan teknik debat
topik dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat meningkatkan kemampuan
berbicara yang meliputi aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan yaitu:
ketepatan pelafalan, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, kelancaran,
keterbukaan, relevansi, keberanian dan ketenangan dalam berbicara.
Daftar
Pustaka
Tarigan, H. G 1986. Berbicara Sebagai Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar